Konsistensi Ketaqwaan Seorang Mukmin

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Dari Abu Dzar Al Ghifari rodhiyalloohu ’anhu, ia berkata:

‘Rosululloh Shollalloohu’alaihi Wasallam bersabda,
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
Artinya: Bertaqwalah kepada Allah, dimana pun kamu berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapus keburukan itu, dan tampilkanlah akhlak di hadapan manusia dengan akhlak yang baik (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)

Konsistensi Ketaqwaan Seorang Mukmin

Dalam hadits ini Baginda Rosul SAW memerintahkan kepada umatnya untuk tetap menjaga sikap taqwa, yang termanifestasikan dalam tutur lisan, tindak perbuatan dan penyikapan di mana pun, kapan pun. Taqwa tidak mengenal waktu, tidak mengenal situasi, tidak mengenal kondisi. Bahkan di saat Virus Corona merebak ketaqwaan seorang mukmin berdiri di baris paling depan, menjadi tameng dan perisai penjaga paling ampuh menghadapi bahaya.

Seolah di dalam hadits ini sikap taqwa yang adalah buah dari hasil jerih payah latihan demi latihan melakukan ibadah yang terus dilakukan oleh orang mukmin menjadi benteng yang akan terus menjaga, tameng yang akan menjadi perisai penghalang, yang melewati ruang dan dimensi waktu.

Sungguh ketaqwaan seorang mukmin akan teruji ketika Allah memberikan bertubi-tubi ujian, termasuk ujian dari rasa ketakutan yang sangat mencekam sekali pun. Orang yang memelihara ketaqwaannya akan memiliki kekebalan terhadap virus paling jahat dan lebih jahat dari covid-19. Percayalah.

Namun sikap konsistensi ketaqwaan yang diperlihatkan tidak serta merta terbangun begitu saja ketika seseorang bersaksi bahwa Allah adalah Robb-nya dan Baginda Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rosul-Nya. Ketaqwaan seseorang akan nampak dan terus terlahir sepanjang hayat dikandung badan setelah melalui jalan berliku penuh onak dan duri, serta berbagai hantaman dari perjalanan kehidupan.

Kemudian pada kalimat berikutnya Baginda Rosululloh SAW melanjutkan, setelah konsistensi ketaqwaan seorang mukmin tetap terpelihara, selanjutnya ia diharuskan untuk selalu menyertai kesalahan yang dilakukan dengan melakukan karya kebajikan yang secara otomatis akan menghapus kesalahan yang dia lakukan.

Hal ini penting sekali mengingat Rosululloh SAW sangat mengharapkan agar seluruh umatnya tetap dalam kondisi terjaga dari kesalahan dan terus menerus memproduksi kebaikan. Sehingga pada akhirnya nanti ketika ia selesai menunaikan tugas sebagai khalifah fil ardh, ia akan pulang ke pangkuan Allah dalam kondisi ketaqwaan yang tetap terjaga dan meraih keselamatan sampai di kehidupan akhiratnya.

Pada potongan kalimat terakhir Baginda Rosululloh SAW dengan tegas memberikan perintah kepada semua umatnya agar berperilaku yang baik di hadapan seluruh manusia, dengan kata lain setiap individu mukmin harus menjadi duta yang membawa rahmat bagi semesta kehidupan manusia. Dan perbuatan, ucapan atau sikap serta perilaku yang ditampilkan selalu membawa nuansa serta nilai yang lebih baik dari yang hanya sekedar baik.

Walloohu a'lam bishshowwaab.

Bandung, 06 Juni 2020
Penulis: Madyo Sasongko

Referensi:
Hadits No. 16 Kitab Mukhtarul Ahadits, karya (Alm) Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat padanya
Next Post Previous Post
2 Comments
  • Unknown
    Unknown 5 Juni 2020 pukul 20.53

    Bagus pak

    • Pembelajar
      Pembelajar 5 Juni 2020 pukul 21.01

      terima kasih
      silakan di share untuk kebersamaan umat

Add Comment
comment url