Menjadi Mukmin dan Memeliharanya

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Baginda Rosululloh SAW bersabda:
ليس المؤمن بطعان ولا لعان ولا فاحش ولا بذىء - رواه مسلم
Bukan termasuk kategori mukmin, orang yang lisannya selalu terus menerus mencela, mengejek atau menghina. Dan bukan termasuk kategori mukmin, orang yang lisannya selalu terus menerus mengutuk dengan penuh kalimat sumpah serapah. Dan bukan termasuk kategori mukmin, orang yang perbuatan pribadinya merugikan orang lain (fahisyah). Dan bukan termasuk kategori mukmin, orang yang lisannya mengeluarkan kata-kata yang buruk atau kotor. (HR Muslim dalam Mukhtarul Ahadits : 186)

Menjadi Mukmin dan Memeliharanya

Menjadi mukmin tidaklah mudah, untuk meraih predikatnya saja seseorang akan dijejali dengan beragam jebakan dan ujian, Sekali saja ia mencela kekurangan orang lain, lepaslah seketika predikat mukmin dalam dirinya. Dan bisa dibayangkan jika celaan, hinaan, ejekan dan bahkan hujatan dilakukan terus menerus sepanjang hidupnya, maka entah sedang berada dimana jiwa mukminnya.

Bukan hanya celaan, hinaan, ejekan dan hujatan, namun sumpah serapah dan kutukan yang sering diucapkan dari lisan seorang mukmin, akan memporak porandakan jiwa mukminnya. Ketika media sosial yang didukung oleh teknologi informasi yang semakin canggih sudah menjadi menu wajib, tak terkecuali update status dan sharing informasi menjadi bagian dari konsumsi keseharian yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Dalam dunia informasi, berita hoak sudah menjadi berita fahisyah yang berdampak pada munculnya keresahan sosial di dunia maya yang kemudian menyentuh kehidupan nyata. Para pelaku fahisyah melakukan sharing informasi hoak dan menjadilah ia gulungan informasi buruk yang dapat menggilas tatanan kehidupan manusia yang sudah dibangun dalam jangka waktu yang cukup lama.

Berbeda dengan fahisyah yang dilakukan oleh individu, perilaku kemungkaran yang sifatnya kelompok dan bahkan massal seperti perilaku korupsi, kini marak menjamur secara merata di pusat pusat kegiatan penyelenggaraan negara. Betapa banyak anggaran pusat dan daerah yang sudah dcuri dengan mengelabui tata cara dan prosedur atau juga dengan penggelembungan anggaran yang dilakukan oleh sebagian kelompok yang bekerja sama melakukan pencurian terhadap kas negara.

Kategori bukan termasuk seorang mukmin yang terakhir adalah mereka yang tutur lisannya melahirkan ucapan-ucapan yang kotor, buruk dan tidak terpuji baik secara budaya maupun secara syariah.

Walhasil menjadi mukmin yang kualitasnya teruji dan melahirkan sikap dan perilaku terpuji itu tidak mudah. Dan bagi mereka yang sudah merasa mengaku sebagai mukmin, peliharalah dan tetaplah waspada terhadap perkara-perkara yang akan menjerumuskan nilai dan derajat kemukminan yang sudah diraih dalam waktu yang lama, namun akhirnya terjebak ke dalam sikap dan perllaku kekufuran dan bahkan mencoret dan mengganti atribut mukmin dengan atribut kafir.

Walloohu a’lam bish showwaab.

Bandung, 26 Juli 2020

Penulis : Madyo Sasongko

Referensi:
Hadits ke-1386 Kitab Mukhtarul Ahadits karya (Alm) Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, semoga Alloh melimpahkan rahmat padanya

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url