Rindu Negara yang Dipenuhi Kemakmuran (Bagian1)

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Merindukan Negara yang Dipenuhi Kemakmuran

Dalam Al Qur’an Surat Al-Maidah ayat 3, Allah SWT berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: ”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu” (Q.S. 5 Al-Maidah : 3).

Seiring dengan turunnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir dan menjadi tanda awal periode akhir jaman, Allah menyempurnakan ajaran Islam sebagai penyempurna yang mengandung muatan serta nilai-nilai yang paripurna untuk dijadikan pedoman hidup manusia di muka bumi.

Pada masa kenabian terakhir ini, Rasulullah SAW mewariskan keteladanan dalam masalah pengelolaan kenegaraan yang dimulai pasca hijrah ke Madinah dan membangun masyarakat yang diridhoi Allah pada saat itu. Setelah Rasulullah SAW wafat, diberlakukanlah periode kekhalifahan dengan 4 sahabat utama yaitu Sayyidina Abu Bakar Siddiq, Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Utsman bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah terakhir.

Seiring waktu, jaman keemasan dan kejayaan Islam menguasai peradaban semenjak pemerintahan yang dipimpin Rasulullah SAW sampai terakhir pada masa terakhir kekhalifahan Utsmaniyah di Istambul Turki. Lalu pasca kehancuran Khilafah Utsmaniyah Istambul sebagai kiblat kekhalifahan pada saat itu yang berakhir pada tahun 1924, peradaban barat dengan konspirasi global menguasai dunia, semua prilaku peradaban yang sudah susah payah dibangun oleh Islam dihilangkan, uang dirham dan dinar sebagai mata uang resmi diganti kedudukannya oleh uang kertas, dan sistem riba pun diberlakukan untuk menopang roda perekonomian dunia di bawah kendali kaum zionis yahudi.

Juga seiring waktu, sejak jaman renaissance menggantikan peradaban Islam hingga sekarang, konsep demokrasi sebagai kiblat politik, sistem riba yang berinduk pada kapitalisme liberal sebagai tumpuan ekonomi serta budaya hedonisme yang dijadikan orientasi kehidupan masa kini, telah mencapai titik klimaks kejenuhan. Semua sistem kehidupan yang berasal dari dunia barat melahirkan degradasi moral, kekacauan perekonomian dan melahirkan perang tak berkesudahan akibat perebutan sumber daya alam.

Jika mau berkaca dari sejarah, dahulu pada jaman Nabiyullah Ibrahim as, yang disebut dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 126-129, Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ () رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ () رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ () البقرة 126-129)

Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah ngeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (S.2 Al-Baqarah 126-129).

Ada kerinduan umat Islam terhadap kejayaan masa lalu. Sistem pemerintahan dan kenegaraan yang totalitas adalah hasil serapan pemikiran barat telah menghancurkan tatanan budaya masyarakat muslim dunia, termasuk Indonesia. Bangsa kita sudah lelah dengan aksi kejahatan yang dilakukan oleh para pejabat negara berupa kolusi korupsi dan nepotisme, sehingga lembaga pemberantas korupsi pun bertubi-tubi dikriminalisasi oleh sekelompok kepentingan yang memimpin kospirasi.

Dan, konsep kenegaraan yang ditawarkan oleh Allah kepada manusia di muka bumi ini adalah baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, yang artinya adalah negara yang adil dan makmur, yang diberkati serta diampuni Allah. Bisa juga diartikan sebagai negara yang melimpah kekayaannya sehingga memberikan kemakmuran dan kesejahteraan dan rasa aman serta kenyamanan hidup kepada rakyatnya dalam naungan keberlimpahan ampunan serta keridloan dari Allah.

Bersambung ..........

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url